Page 24 - Teh DETE
P. 24

Ketika resesi ’98 masih banyak
                            upaya yang dapat dilakukan,
                        agar dapat bertahan dari krisis.








                 Selaku pegiat koperasi dan UMKM, dia turun langsung ke lapangan untuk
              melihat kondisi yang dihadapi para pelaku UMKM. Misalnya, mendatangi perajin
              bunga, perangkai, dan petani bunga di masa pandemi. Dari peninjauan langsung
              itulah dia mendapati fakta bahwa pandemi Covid-19 lebih menghancurkan
              dunia UMKM, dibandingkan saat resesi tahun 1998 lalu. Karena ketika resesi
              ’98, masih banyak upaya yang dapat dilakukan, agar dapat bertahan dari krisis.
              Para perajin dan petani bunga misalnya, bisa menjual produknya secara door-

              to-door kepada para pelaku usaha, misalnya restoran, hotel, kantor-kantor
              atau rumah-rumah. Lalu, memberikan diskon besar-besaran kepada masyarakat
              supaya membeli bunga potong dan rangkaian bunganya.
                 Berbeda  dengan  krisis  akibat  pandemi  sekarang  ini,  karena  ada  aturan  di
              berbagai daerah, seperti PSBB yang melarang orang beraktivitas di luar. Hal itu
              membawa dampak signifikan. “Adanya protokol PSBB membuat semua acara
              yang membutuhkan dekorasi dibatalkan dan kiriman bunga rangkai bukan
              menjadi kebutuhan yang penting lagi. Mereka sedang dalam posisi mati suri,”
              ungkap Teh Dete seperti disampaikan dalam tulisannya yang berjudul ‘Saat
              Bungaku Tidak Harum Lagi’.
                 Tak hanya sektor pertanian, seperti bunga dan sayuran, yang menjadi
              perhatiannya, tapi semua sektor UMKM pada intinya mengalami problematika
              serupa pada era sekarang ini. Itulah sebabnya, diperlukan semangat dan
              kepedulian tinggi dari semua pihak untuk membangkitkan UMKM. Karena
              apabila saling membangun sinergi, UMKM akan maju dan tercipta fundamental
              perekonomian nasional yang kuat untuk Indonesia Maju.
                                               10
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29