Page 172 - Teh DETE
P. 172
dan memasarkan usaha masing-masing. Salah satunya mempromosikan
melalui brand kolektif Lupba yang digagas keduanya.
Awal mula dibuatnya merek kolektif ini memang memiliki tujuan untuk
mengangkat UMKM, baik dari sisi marketing, kemasan, dan produksi. Kita
sebagai pelaku usaha sebenarnya sangat diuntungkan dengan adanya
merek kolektif tersebut. Contohnya saya menjual kopi seharga Rp5000,
Lupba membeli ke saya dengan harga lebih tinggi untuk dijual kembali
ke pasar berbeda dengan target saya. Tentu ini sangat menguntungkan,
sehingga skala produksi yang UMKM miliki akan meningkat. Dengan
produksi bertambah, pesanan meningkat, ya ujung-ujungnya pemasukan
pun akan ikut naik.
Keuntungan lainnya, dengan merek kolektif kita bisa menembus pasar
lokal yang selama ini jarang ditembus UMKM, karena terkendala izin dan
regulasi. Terbukti Lupba sudah masuk di Foodhall di Bali dan beberapa
supermarket besar lainnya. Pada akhirnya merek kolektif ini tentu menjadi
positif buat kita para pelaku UMKM, khususnya yang tergabung di
PBA. Kang Azoo dan Teh Dete selaku orang tua asuh di komunitas ini,
mempunyai program kerja yang jelas, konkret, dan terarah. Bahkan, ada
yang baru hari ini disampaikan besoknya sudah terealisasi. Lalu, apa yang
mereka utarakan itu nyata, istilahnya tidak PHP, sehingga pada akhirnya
pihak luar melirik kami. Besar harapan saya ke depannya, agar PBA dapat
lebih menyejahterakan anggotanya. Perkumpulan ini bagus dan berisi
orang-orang luar biasa. Saya seperti mendapatkan keluarga baru lagi.
Doa terbaik khusus saya panjatkan untuk Kang Azoo dan Teh Dete yang
sudah membukakan semua peluang dan kesempatan kepada kami semua.
158