“Dalam menghadapi dinamika politik nasional, baik itu dinamika Koalisi Indonesia Hebat serta pembentukan kabinet, Bang Surya lebih banyak memberikan pandangan-pandangan, bukan tuntutan-tuntutan. Bang Surya sebagai Ketua Umum Partai NasDem, pandai menempatkan posisinya sebagai mitra dan pendukung pemerintahan yang solid.”
– Joko Widodo, Presiden RI –
“Di usia Pak Surya yang ke-65 tahun, pesan saya untuk beliau, yang terpenting adalah menjaga kesehatan. Umur segini harus memperhatikan kesehatan. Kesehatan hubungannya dengan gaya hidup. Harus ada olah raga. Saya selalu mengajak dia untuk sama-sama olah raga. Selain itu juga harus tentu cukup istirahat.”
– Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI –
“Bila dulu Surya Paloh meminta bantuan memperjuangkan kebebasan pers, sekarang saya menitipkan pesan, Surya Paloh sebagai anak Aceh ikut memperjuangkan agar pengelolaan Negara ini tetap mengedepankan nilai-nilai relijiusitas sesuai sila pertama Pancasila.”
– Hamzah Haz, Wakil Presiden RI 2001-2004 -
“Bung Surya adalah sosok nasionalis, patriotik, demokrat, dan petarung sejati. Pergaulannya tidak mengenal sekat suku, agama, ras, dan golongan. Ia memiliki jaringan luas dengan semua pihak, suatu keunggulan yang membuat dirinya senantiasa kokoh sebagai tokoh pluralisme dan persatuan bangsa.”
- James T. Riady, CEO Kelompok Lippo –
“Pak Surya itu seorang pejuang yang inovatif. Saya sebut begitu karena ide-ide beliau itu mencerahkan dan pembaharu. Salah satunya Nasionalis Demokrat, yang makna sesungguhnya adalah nasionalis relijius. Beliau juga inovatif karena memiliki ide restorasi.”
– KH Hasyim Muzadi, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden -
USAMAH HISYAM. Pria kelahiran Surabaya, 14 Mei 1963 yang biasa dipanggil Uka ini seorang wartawan, yang kemudian menjadi publisher sekaligus penulis buku biografi tokoh-tokoh nasional. Sejumlah biografi yang ditulis dan diterbitkan oleh Dharmapena Group, kelompok usaha miliknya, antara lain Jenderal TNI Feisal Tanjung: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat (1998), Jaksa Agung Andi M. Ghalib: Menepis Badai, Menegakkan Supremasi Hukum (1999), Editorial Kehidupan Surya Paloh (2001), Jenderal Pol Suroyo Bimantoro: Antara Idealisme dan Profesionalisme (2002), Laksamana TNI Widodo AS: Nakhoda Di Antara Tiga Presiden (2003), SBY Sang Demokrat (2004), dan buku biografi sahabatnya, Sepanjang Jalan Dakwah Tifatul Sembiring (2012). Di tengah-tengah kesibukannya sebagai CEO Dharmapena Group (1995-Sekarang), perusahaan yang bergerak di bidang marketing communication, publishing, research and survey yang juga penerbit Majalah Pria Bulanan Mens Obsession (2004-sekarang), dalam lima tahun terakhir menyempatkan diri menulis dua biografi yakni Sepanjang Jalan Dakwah Tifatul Sembiring dan Surya Paloh Sang Ideolog. “Menulis biografi harus fokus, sehingga semua kegiatan harus ditanggalkan,” ujarnya.
Lulusan Sekolah Tinggi Publisistik, Jakarta (1989), ini berkenan meluangkan waktu khusus untuk menulis biografi Surya Paloh Sang Ideolog, karena tertarik terhadap konsistensi perjalanan perjuangan Surya Paloh untuk mewujudkan idealismenya, selain merasa memiliki hubungan emosional. Sejak 1984 ia menjadi freelancer di Majalah Mitra, Sportif, dan beberapa suratkabar nasional, lantas wartawan Majalah Popular (1986-1987), Matra (1988-1990). Sejak 1991 ia direkrut Surya Paloh menjadi wartawan politik Media Indonesia, hingga terjun ke dunia politik praktis. Atas izin dari Surya Paloh, pada Muktamar ke-3 PPP, Usamah terpilih menjadi Ketua Departemen Penerangan, Penerbitan, dan Media Massa DPP PPP (1994-1999), lantas terpilih menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PPP (1997-1999), Tim Ahli Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi & Keuangan H. Tosari Widjaja (1999-2001), Asisten Pribadi Wakil Presiden RI Dr. H. Hamzah Haz (2001-2003), Pelaksana Harian Ketua Umum DPP Gerakan Pemuda Ka’bah (1999-2003), Wakil Sekjen, Sekretaris Jenderal, dan Ketua Pengurus Pusat Parmusi (Persaudaraan Muslim Indonesia, 1997-sekarang), Koordinator SBY Media Center (2003-2004), serta dalam Musyawarah Wilayah ke-1 Partai Demokrat Propinsi Banten terpilih menjadi Ketua Partai Demokrat Banten (2005-2008). Pada 2008 Usamah meninggalkan dunia politik praktis, dan tak lagi terlibat sebagai fungsionaris partai politik mana pun hingga sekarang. Ia lebih fokus pada pengembangan perusahaannya, antara lain sebagai publisher, konsultan politik, riset dan survei (Indonesian Research and Survey, IReS).